Tahukah Anda Apa yang menyebabkan siswa
anda kurang meminati Pelajaran Fisika? Siswa kurang, atau bahkan,
mempunyai motivasi untuk menggali fenomena-fenomena alam yang
sebenarnya terjadi berdasarkan hukum-hukum fisika. Siswa akhirnya
merasa stess ketika belajar fisika. Berikut ini kiat-kiat agar
pelajaran fisika terasar asyik.
1. KESAN PERTAMA YANG KURANG MENYENANGKAN Guru
pada saat mengawali pertemuan pertama kali dengan para peserta didik
tidak memperkenalkan diri dengan benar. Biasanya guru hanya
memperkenalkan nama, mata pelajaran yang diajarkan, buku yang digunakan
dan tugas tugas yang yang harus dikerjakan para peserta didik dimasa
yang akan datang. Kemudian kita tuntut mereka agar melakukan ini dan
itu. Hal ini tentu akan menciptakan image dikalangan para peserta didik
bahwa setiap guru yang masuk dikelas selalu menciptakan beban bagi
mereka, merampas kebebasan mereka, serta menembah kerumitan yang baru.
Sehingga menimbulkan sikap yang kurang antusias, dan keterpaksaan dalam
diri para peserta didik. 2. GURU KURANG PANDAI MEMBANGUN KOMUNIKASI
Kebiasaan guru mata pelajaran eksak biasanya kuang pandai menyapa anak
saat memasuki ruang kelas untuk mengawali suatu kegiatan pembelajaran.
Kadang guru hanya mengucapkan salam kemudian mengabsen siswanya lalu
memulai kegiatan pembelajaran disaat para siswa belum sepenuhnya siap
untuk menerima kehadiran guru. Kondisi seperti ini akan menimbulkan
kesan terpaksa, pada para peserta didik untuk mengikuti pelajaran
sehingga mereka masih mencuri-curi kesempatan untuk kembali berrmain
atau ngobrol dengan teman sebangkunya. Kalau hal ini terjadi kemudian
guru terpaksa berakting galak atau memasang muka seram agar mereka
terpaksa diam. Ini jelas akan menimbulkan suasana yang tidak
menyenangkan di dalam belajar. 3. SKENARIO PEMBELAJARAN YANG KURANG MENARIK
Guru fisika atau guru pelajaran eksak lainnya, pada umumnya kurang
pandai bercerita atau tidak pandai humor. Kita terbiasa berfikir
praktis sehingga didalam mengajarpun maunya yang praktis sehingga alur
pelajaran terkesan mononton. Bahkan apapun model pembelajaran yang kita
gunakan, muaranya tetap pada alur yang mononton yaitu konsep- contoh
soal-latihan. Tidak pernah kita ciptakan model pembelajaran yang penuh
dengan permainan dan suasana santai. Begitu juga peserta didik, belum
kita libatkan sepenuhnya untuk mengkaji masalah yang sedang dipelajari.
Sehingga para peserta didik mudah jenuh dan tidak termotivasi didalam
belajar. 4. KURANGNYA GURU MENDENGAR KELUHAN SISWA
Akibat dari tuntutan kurikulum yang padat, kadang guru cenderung
memaksakan diri untuk mengejar target kurikulum. Menjelaskan materi
pelajaran terkesan terburu-buru, tidak santai, dan tegang. Kita sering
berprinsip bahwa dengan menyampaikan semua pokok bahasan berarti beban
kita sudah selesai. Bukan salah kita lagi jika kemudian peserta didik
kita mendapat hasil yang sangat kurang saat mengikuti ujian. Tetapi
peserta didik kita sebenarnya mengeluh saat kita perlakukan demikian,
hanya saja kita tidak tanggap, kita justru sering mencari kambing hitam
untuk menutupi kekurangan kita. Kita tidak mau jujur mengevaluasi
kekurangan kita, sehingga peserta didik menjadi frustasi. Tidak
antusias lagi didalam belajar, bahkan semakin tidak percaya lagi pada
guru. 5. PENEGASAN KONSEP-KONSEP ESENSIAL YANG KURANG BERKESAN
Hal lain yang sering dilupakan guru saat mengakhiri kegiatan
pembelajaran adalah kurangnya penegasan pada konsep konsep yang sangat
esensial dari pokok bahasan yang sedang dikaji. Sehingga para peserta
didik tidak mendapatkan pengalaman yang berkesan dari pokok bahasan
yang sedang dikaji. Semua terkesan biasa biasa saja, siswa tidak tahu
kata kunci yang mesti diingat sehingga mudah lupa. Sumber : (http://physyceducationcentre.blogspot.com)
|